Persib yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola
Indonesia Bandung adalah salah satu tim sepak bola
Indonesia
yang berasal dari Jawa Barat, khususnya wilayah Bandung. Catatan prestasi tim ini
relatif stabil di papan atas sepak bola Indonesia, sejak era Perserikatan
sampai ke Liga Indonesia masa kini.
Daftar
isi
- 1 Sejarah
- 2 Stadion dan Mess
- 3 Sponsor Persib
- 4 Prestasi
- 5 Persib Bandung & Prestasi
- 6 Skuat
- 7 Transfer 2014-2015
- 8 Staff kepelatihan
- 9 Kepengurusan
- 10 Badan hukum
- 11 Suporter
- 12 Daftar pelatih dan pemain asing
- 13 Pranala luar
Sejarah
Sebelum bernama Persib Bandung,
di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum
nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr.
Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra
pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R.
Atot.
Atot pulalah yang tercatat sebagai
Komisaris Daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan
Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar
kota seperti Yogyakarta
dan Jatinegara,
Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (sekarang Persebaya),
MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun),
VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta)
turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo
Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun
kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB
berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul
dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan
Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada
tanggal 14 Maret 1933, kedua
perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama
Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam
Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP,
MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi
perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian
Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada
tahun 1937, Persib
berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas
Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah
berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang-orang Belanda yakni
Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang
rendah Persib. Seolah-olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua".
VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan-pertandingan yang
dilangsungkan oleh Persib ketika itu sering dilakukan di pinggiran Bandung,
seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan
pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang di dalam Kota
Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan "perang
dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat
Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung di bawah VBBO seperti
UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti
menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang
biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan
UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion
Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi).
Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang, kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi
dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung
melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa
vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang
menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan
perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama
Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi
semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah
sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah
Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan
kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan
tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya,
Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta.
Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang
kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan
hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia
Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan
sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA
tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter
Musa, Munadi, H.
Alexa, Rd.
Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil,
sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang
dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, dekade 1950-an
ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat.
Wali Kota Bandung saat itu R.
Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.
Soendoro, Persib berhasil memiliki
sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan
Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib
sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama
kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat
kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua
pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang
dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan
keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil
menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan
menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi
juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra
melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso
pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi
Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja
terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum
biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal baik,
Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim
nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar
Soendoro, Nandar Iskandar,
Adeng Hudaya,
Heri Kiswanto, Ajat Sudrajat, Yusuf Bachtiar,
Dadang
Kurnia, Robby Darwis,
Budiman, Nur'alim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan
dan Eka Ramdani merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.Sampai
saat ini Persib Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di bilang paling
dibanggakan oleh Indonesia karena prestasi dan kemampuannya.
Stadion
dan Mess
Stadion si Jalak Harupat (bird eye)
Hingga saat ini, Persib masih
menggunakan Stadion Si
Jalak Harupat untuk memainkan laga kandangnya.
Setelah sebelumnya memakai Stadion Siliwangi.
Pada Liga Super
Indonesia 2008, Persib terpaksa harus meninggalkan
Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada
pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya
Pemilu 2009,
Kepolisian
Kota Bandung
tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion
Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si
Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung,
sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Berdasarkan permasalahan itulah
Pemerintah Kota Bandung berencana membangun Sarana Olahraga baru, termasuk stadion,
di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya
dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadi home-base
Persib serta untuk menyelenggarakan SEA Games
tahun 2011 nanti. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov
Jawa Barat 2010. Saat ini, kontrak pembangunan stadion yang rencananya akan
diberi nama Stadion
Gelora Bandung Lautan Api
ini telah diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp495,945 miliar.
Diperkirakan, pembangunan stadion ini akan memakan waktu 883 hari.
Untuk lapangan latihan, Persib
menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal
dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion
tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di
sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib
serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli diadakan rencana renovasi tahap
kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual kaos Persib dll. Rencana ini menimbulkan
kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan
mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, pernah bocor dan
ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang
mengering karena terlamess persib sudah beberapa kali mendapatkan masalah. Atap
ruang VIP di mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor
akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya
aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan
pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh
untuk masuk ke dalam stadion.
Sponsor
Persib
- PT Daya Adira Mustika (Honda Dealer) (2009/2010 — 2012/2013)
- PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) (Evalube) (2009/2010 — 2011/2012)
- PT Indosat Tbk. (Indosat IM3) (2012/2013)
- PT Harum Energy Tbk (Coal Mining Company) (2011/2012)
- PT Multistrada Arah Sarana, Tbk. (MASA) (Corsa Tire) (2009/2010 & 2011/2012)
- PT Surya Eka Perkasa (2011/2012)
- Kopi ABC
- Achilles Radial
- PT Pos Indonesia
- Bank BJB
- Extra Joss
- OctaFX
Apparel
Prestasi
Salah satu catatan unik dari tim ini
adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir
kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib
yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby
Darwis mengalahkan PSM Makassar. Kompetisi sepak bola Galatama dan
tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI).
Pada laga kompetisi
LI pertama tahun 1994/1995, Persib
kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah pertandingan final mengalahkan
Petrokimia Putra Gresik, dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh
Sutiono. Persib juga merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil mencapai
babak perempat final Liga Champions Asia.
Nasional
Liga
- Tahun 1937, Juara Perserikatan (1)
- Tahun 1961, Juara Perserikatan (2)
- Tahun 1986, Juara Perserikatan (3)
- Tahun 1990, Juara Perserikatan (4)
- Tahun 1994, Juara Perserikatan (5) (Edisi Terakhir Perserikatan sebelum dilebur dengan GALATAMA)
Liga
Indonesia
- Tahun 1995, Juara Liga Indonesia
- Tahun 1996, Penyisihan Grup C, Peringkat 3 Divisi Barat
- Tahun 1997, Penyisihan Grup B, Peringkat 1 Divisi Tengah
- Tahun 1998, Semifinalis
- Tahun 1999, Peringkat 3 Grup B, Wilayah Barat
- Tahun 2000, Peringkat 8 Wilayah Barat
- Tahun 2001, 8 Besar Liga Indonesia, Peringkat 3 Divisi Barat
- Tahun 2002, Peringkat 8 Wilayah Barat
- Tahun 2003, Peringkat 16 Liga Bank Mandiri
- Tahun 2004, Peringkat 6 Liga Bank Mandiri
- Tahun 2005, Peringkat 5 Wilayah Satu
- Tahun 2006, Peringkat 12 Wilayah Satu
- Tahun 2007, Peringkat 5 Wilayah Barat, Juara Turnamen Paruh Musim "Laga Bintang" Liga Djarum melawan Peringkat 1 Wilayah Timur
Liga
Super Indonesia
- Musim 2008 - 2009, Peringkat 3 Liga Super Indonesia
- Musim 2009 - 2010, Peringkat 4 Liga Super Indonesia
- Musim 2010 - 2011, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
- Musim 2011 - 2012, Peringkat 8 Liga Super Indonesia
- Musim 2012 - 2013, Peringkat 4 Liga Super Indonesia
- Musim 2013 - 2014, Peringkat 1 Liga Super Indonesia
Persib
Bandung & Prestasi
Liga
Nasional
- Perserikatan
- Juara (5): 1937, 1961, 1986, 1990, 1994
- Runner-up (8) : 1933, 1934, 1936, 1950, 1959, 1960, 1983, 1985
Piala
Nasional
- Piala Indonesia
- Juara (0):
- Runner-Up (0):
Turnamen
Nasional
- Persija Cup
- Juara (1): 1991
- Kang Dada Cup
- Juara (1): 2008
- Celebes Cup
- Juara (1): 2012
- Jusuf Cup
- Juara (1): 1979
- Juara Cup
- Juara (1): 1957
Internasional
- Pesta Sukan (Sultan Brunei Cup)
- Juara (1): 1986
- Liga Champions Asia
- Perempatfinal (1): 1995
Skuat
No.
|
Posisi
|
Pemain
|
Negara
|
78
|
|||
3
|
|||
6
|
|||
7
|
|||
8
|
|||
10
|
|||
17
|
|||
12
|
|||
13
|
|||
15
|
|||
16
|
|||
18
|
|||
22
|
|||
23
|
|||
24
|
|||
28
|
|||
1
|
|||
82
|
|||
—
|
|||
11
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar